Untuk menghubungi saya, atau memberi dan menerima maklumbalas secara peribadi, sila capai 013-3544889, atau emelkan ke rozaisalanamy@gmail.com, atau temui saya di http://www.facebook.com/rozais.alanamy

Selain capaian di atas, yang menggunakan nama dan kutipan daripada saya adalah tidak relevan dan tidak ada kena mengena dengan pendapat dan pendirian saya.
__________________________________________________________________

Saturday, April 11, 2009

Jejak dan Tanda

.
Usah tinggalkan terlalu banyak jejak dan tanda
pasti aku tahu kau ke mana,
namun tinggalkanlah sepasang jejak
supaya nanti kutahu kau pernah hadir di sana
dan sebuah tanda
agar kufaham bahawa kita pernah bersama.

Maryam Isabella
Jalan Pasir Pekan
Januari 10, 2009 (petang: 1:36)

11 comments:

nil said...
This comment has been removed by the author.
ZULKIFLI BIN MOHAMED said...

salam kunjungan ...

indah bahasamu.

Puspa Cendana said...

salam kunjungan yang penuh mesra....buatmu teman yg indah bahasanya....

biar jejaknya hilang di pandangan mata...
biar larut bersama ombak yang mengila...
namun di balik pasir memutih
ternoktah suatu tanda...
tanda yang menjalar dalam sukma..
lalu menganyam menjadi hamparan
rindu , kasih dan cinta yang sarat
di jiwa...
terus mewangi bak kasturi ...
yang tersimpan di lembah mutiara..

rozais al-anamy said...

Kanda jurnal alam,
jejak di jiwa tak akan hilang selamanya,
meski jejak di pantai hilang dari indera.

ZM,
Salam kembali dan terima kasih sudi menjenguk saya. Dan syukran atas keindahan bahasamu mencoret sesuatu.

Tak sangka kita berkongsi bendera, rupanya.

Puspa Cendana,
Saya pasti saudara sedang mengisi karung kata saudara dengan himpunan kenang dan pengalaman jiwa.

Dan semoga kita mencapai satu tanda, bukan hanya fatamorgana tatkala jiwa garing oleh teriknya pancaran mentari cinta.

azmi alkelantani said...

rozais,

jejak dan tanda yang tercipta tersimpan seribu kenangan. jejak yang banyak biarlah ia semakin banyak. kerna ia semakin menjauh...jejak yang sedikit mungkin kan berpaling mengutip sisa tanda yang tertinggal....menghitung kembali jalur kenangan...

rozais al-anamy said...

azmi,
saya teringat kepada sebuah kisah di mana seseorang berjalan ke belakang untuk mengelirukan si penjejak.
tapakannya kelihatan menghala ke depan, sedangkan dia sebenarnya menuju ke arah bertentangan.

Dan dia melihat tapakan kenangan ditinggalkan satu persatu di pasir hadapan.

azmi alkelantani said...

orang yang berjalan ke belakang ialah orang yang cuba untuk merasai betapa nikmatnya berjalan ke depan

rozais al-anamy said...

azmi,
benar sekali, sepertimana nikmatnya secebis bahagia sesudah melalui rentetan sengsara.

azmi alkelantani said...

semangnya sengsara yang membenarkan nikmat, tanpa sengsara kita tidak pernah menghargai walau setitik kebahagiaan

nil said...
This comment has been removed by the author.
rozais al-anamy said...

Kanda jurnal alam,
dinda suka angka ganjil, lebih-lebih lagi 9, tapi kali ini tak mengapa, dinda genapkan.