Saat telapak kaki telanjangku memesrai hamparan pasir
ada debur ombak rindu memalu bibir pantai kalbuku
dan pada bayang-bayang yang jatuh pada garing bumi
ada tunas rasa menyuburkan pohon dan akar cinta.
Tatkala aku melukai pasir pantai dengan jemari
kudengar ada gema namamu bertalu dalam sanubari
dan sewaktu awan melukiskan wajah bidadari
kulihat potretmu menghiasi bingkai gambar di pasir.
Sering aku berbicara,
buih-buih putih kecil yang mengelus kakiku di pantai ini
juga mencumbui bibir pantai seberang sana
Selalu pula kau berkata,
andai dusta itu anai-anai yang memamah seluruh cintaku
aku rela jadi cengal yang setia menyangga rumah temu kita.
Sewaktu matamu menjamah kalbuku
kulihat sebatang pohon rasa sedang subur di dalamnya
benihnya terlempar dari jendela teratak maya
tanggal Disember 20, 2008 penuh makna.
Mac 1, 2009 (Ahad remang senja: 6.45)
Pantai Mengabang Telipot, Kuala Terengganu
Kamar Jiwa
Mac 3, 2009 (malam: 11.58)
2 comments:
Kanda,
Mana mungkin dinda lupa!
Post a Comment