Untuk menghubungi saya, atau memberi dan menerima maklumbalas secara peribadi, sila capai 013-3544889, atau emelkan ke rozaisalanamy@gmail.com, atau temui saya di http://www.facebook.com/rozais.alanamy

Selain capaian di atas, yang menggunakan nama dan kutipan daripada saya adalah tidak relevan dan tidak ada kena mengena dengan pendapat dan pendirian saya.
__________________________________________________________________

Friday, July 10, 2009

Ketika Cinta Bertasbih

.
Saya mencatatkan pada bahagian dalam, kulit novel Ketika Cinta Bertasbih - usai pembacaan - Julai 10, 2009, Jumaat pagi, jam 11.45. Novel ini dititipkan teman jiwa pada April 27 lalu, dan ini novel pertama yang tidak sempat saya habiskan dengan sekali hadap, lantaran jiwa macet dengan urusan emosi yang menunda-nunda. Apapun syukur saya berpeluang mengkhatami dengan dua kali hadap sebuah novel yang saya kategorikan wajib baca ini.

Bahasanya mudah terlalu, namun saran dan didikan yang diselitkan lewat perkisahan watak-watak sungguh membuat kita sedar akan kuasa Tuhan yang teradun dalam usaha dan ikhtiar manusia. Sungguh Tuhan itu Maha Adil, dan mencipta segala sesuatu tanpa menafikan logik dan rasional. Dan novel ini juga amat bermakna bagi saya kerana hampir keseluruhan taakul dan pencarian saya selama ini terbukti benar dan dijumpai di dalamnya. Saya terasa amat dekat dengan cerita yang dilakar, seperti pendapat Prof. Loade yang menulis prolog novel ini; sehingga saya tidak dapat menahan sebak, tertumpah juga air mata di halaman 254.

"Saat itu Anda, moga-moga, sudara sadar dengan pilihan Anda, karena memang hidup adalah sebuah pilihan." - Prolog dari Prof. Loade M. Kamaluddin, Ph.D.

"Jadi jelas kan jawabannya. Aku pribadi menemukan pemuda yang baik, yang menurutku sungguh baik dan ada yang menjodohkan aku dengannya ya aku akan mengutamakan diriku dulu. Tidak akan aku tawarkan pada akhwat lain. Menikah kan ibadah. Cepat-cepat menikah kan juga bagian dari berlomba-lomba dalam kebaikan. Kalau aku itsar, mengutamakan akhwat lain, berarti aku akan kalah cepat. Akhwat itu akan menikah duluan, dapat jodoh duluan dan aku belum. Jadi tertunda. Dan tambah lagi belum tentu aku akan dapat jodoh yang lebih baik dari itu. Meskipun jodoh ada yang mengaturnya yaitu Allah. Tapi kita kan harus ikhtiar. Di antara bentuk ikhtiar itu, ya, ketika menemukan yang baik tidak usah mengutamakan orang lain." (hal. 343)

Kepada siapa lagi ia melabuhkan harapannya selain kepada Allah. Ia teringat firman-Nya: Dan sesungguhnya kepada Tuhan kesudahannya segala sesuatu. Dan sesungguhnya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis. Dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan dan mematikan. Dan sesungguhnya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan perempuan.
(An-Najm: 42-45) - (hal. 386)

Petikan yang saya kutip ini adalah sejumlah hukum-hakam dan saran agama yang dilukiskan oleh Habiburrahman El-Shirazy secara indah dan jauh sekali dari sifat didaktik, seperti penulis lain yang suka berkhutbah secara langsung, sehingga pembaca seolah-olah diajar dan si penulis pula tinggi diri, dan tahu segalanya. Manakala petikan ayat Al-Quran pula bukanlah sewenangnya, seolah-olah mahu menunjuk kepada pembaca yang penulis itu hafiz Quran, tetapi ia dipetik setelah ia ranum dengan keperluan perkisahan.

Sekarang, saya mula membelek Ketika Cinta Bertasbih 2. Harapnya mampu habiskan sebelum Subuh esok. Kepada pengirimnya, terima kasih. Semoga dia menggiliri bacaan saya dan mampu mengkhatami naskhah yang sama tidak lama lagi.

No comments: