Untuk menghubungi saya, atau memberi dan menerima maklumbalas secara peribadi, sila capai 013-3544889, atau emelkan ke rozaisalanamy@gmail.com, atau temui saya di http://www.facebook.com/rozais.alanamy

Selain capaian di atas, yang menggunakan nama dan kutipan daripada saya adalah tidak relevan dan tidak ada kena mengena dengan pendapat dan pendirian saya.
__________________________________________________________________

Thursday, September 03, 2009

Pohon Cinta Kita

.
In,
Berdiri aku di teduhan pohon cinta kita
jemari mentari menampar wajahku
ada gerimis hati yang mengalir ke dagu
sirna dalam terik sinar
merah mukaku, cuma
terpandang olehmu, kesakitanku
bukannya sebuah derita cinta.

Dan kau, nyalakan unggun api
perciknya menerjah ke biru langit
titis darah dari kalbumu yang luka
singgah pada mata hati dan jiwa
katamu, aku tak akan pernah tahu
bagaimana harga sebuah rasa.

Kataku, derai air mataku
tak perlu berbias kaca
kerana titisnya
membasahi jiwa
dalam deraan mentari menyinga
dan marak api menyala.

In,
Pohon cinta kita
biar terkadang gugur daunnya
tak pernah mati akarnya.

Kamar Cinta

4 comments:

A C E said...

Pastikan pohon cinta yg terbaik utk diri anda,,=)
“Malam adalah kegelapan,

Nyalakanlah dengan lampu cinta

Dengan kehidupanmu dan ketaatan”

rozais al-anamy said...

ACE,
Pohon cinta yang terbaik
umpama zaitun yang tegak di pergunungan
gagah walau diterpa ribut
akar terpasak memaknakan hidup.

Semoga malammu benderang
dengan nyanyian cinta dan zikir Tuhan.

ZULKIFLI BIN MOHAMED said...

Salam RAA,

"jujurnya - saya sukai setiap 2 baris terakhir pada Rangkap 2 dan Rangkap 4 puisi tersebut",

"adakah syarikat penerbitan RAA berminat mencetak @ menerbitkan buku antologi puisi (?)".

Anem Arnamee said...

Akak..

boleh tumpang redup bawah pohon akak?

p/s: Setuju dgn persoalan saudara zulkifli ;)