(Untukmu, Z)
Jam tiga dinihari, Februari 17, 2009.
Putih busanaku
tertitis merah jiwa terluka
rona ungu rindu terpenjara.
Kita sama-sama merasa
hangatnya embun pertama
setelah sebuah janji dipahat.
Katamu
kau tak akan berpaling lagi
dan tegar dengan sebuah penantian dan janji.
Kataku
namamu tak akan terpadam
dari sudut hati yang paling dalam.
"Jika tersua lagi, mungkin aku menangis."
(Memori Duka)
Kamar Jiwa
Februari 18, 2009 (dinihari: 3.00)
Mingguan Malaysia, 22 Februari 2009
Jam tiga dinihari, Februari 17, 2009.
Putih busanaku
tertitis merah jiwa terluka
rona ungu rindu terpenjara.
Kita sama-sama merasa
hangatnya embun pertama
setelah sebuah janji dipahat.
Katamu
kau tak akan berpaling lagi
dan tegar dengan sebuah penantian dan janji.
Kataku
namamu tak akan terpadam
dari sudut hati yang paling dalam.
"Jika tersua lagi, mungkin aku menangis."
(Memori Duka)
Kamar Jiwa
Februari 18, 2009 (dinihari: 3.00)
Mingguan Malaysia, 22 Februari 2009
6 comments:
salam,
sdari rozais,
setiap yang tertanam di jiwa dan terpahat di hati adalah milik kepada pemiliknya jua..
rba,
salam kembali.
benar sekali
yang tertanam di jiwa
yang terpahat di kalbu
hanya milik yang mengerti
dan ingin memiliki.
rozais al anamy,
jiwa yang berjiwa adalah hidup, dan jiwa akan terus hidup didalam kalbunya.. jiwa bukanlah fatamorgana.
saya doakan jiwa rozais sentiasa berada akrab dengan sakinat..
:-)
Salam Rozais,
Tahniah "Jam Tiga Dinihari" terpapar di dada akhbar..
Sesuatu coretan yang mampu meresapi ke jiwa pembaca sudah tentu di coret melalui jurang rasa jiwa yang dalam penulisnya..
rba,
Salam kembali.
Terima kasih atas ucapan tahniah.
Semoga masih ramai insan yang berjiwa, tatkala umur dunia semakin tua.
Post a Comment